RAJA' (BERHARAP KEPADA ALLAH)
Abul Athiyah rahimahullah berkata:
لا تأمن الموت في لحظ ولا نفس وإن تمنعت بالحجاب والحرس
واعلم بأن سهام الموت قاصدة لكل مدرع منها ومترس ترجوا النجاة ولم تسلك مسالكها إن
السفينة لا تجري على اليبس
"Janganlah engakau merasa aman
dari kematian walau sekejap atau sehembusan nafas pun. Walau engkau halangi
kedatangannya dengan pengawal dan penjaga. Sungguh ia pasti datang kepada siapa
saja yang berbaju besipun yang berperisai. Engkau berharap selamat tanpa
menempuh jalannya, padahal tiada sampan/perahu yang berlayar di daratan.
(Adabud Dun-ya Wad Din, hal. 146)
KHAUF (TAKUT KEPADA ALLAH)
1. Abul Qasim Al-Hakim rahimahullah bertutur:
من خاف شيئا هرب منه ومن خاف الله هرب إليه
"Siapa yang takut terhadap
sesuatu ia akan lari darinya. Tetapi, siapa yang takut kepada Allah ia akan
justru lari untuk mendekati-Nya." (Ihya' Ulumuddin, IV: 156)
2. Abdullah bin Amru bin Ash rahimahullah berkata:
أبكوا فإن لم تبكوا فتباكوا فوالذي نفسي بيده لو يعلم العلم
أحدكم لصرخ حتى ينقطع صوته وصلى حتى ينكسر صلبه
"Menangislah! Jika tidak bisa,
maka usahakan untuk menangis. Demi Allah, jika salah seorang dari kalian
benar-benar mengerti, pastilah ia akan berteriak sekeras-kerasnya hingga hilang
suaranya dan akan shalat sampai patah tulang punggungnya." (Ihya' Ulumud
Din, IV: 163)
3. Abu Musa radhiyallahu anhu berkata:
يا أيها الناس ابكوا فإن لم تبكوا فتباكوا فإن أهل النار
يبكون الدموع حتى تنقطع ثم يبكون الدماء حتى لو أرسلت فيها السفن لجرت
"Wahai manusia! Menangislah.
Jika tidak bisa, maka berusahalah untuk menangis. Sungguh penghuni neraka nanti
akan menangis menghabiskan air mata, dan mereka pun menangis darah, hingga
seandainya perahu di lepas, pasti akan berlayar diatas genangannya."
(Dzammul Hawa, hal. 599)
UKHUWAH ISLAMIYAH
1.
Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:
إخواننا أغلى عندنا من أهلنا, فأهلون يذكروننا الدنيا,
وإخواننا يذكروننا بالأخرة
"Ikhwan itu bagi kami lebih berharga daripada keluarga.
Keluarga hanya akan mengingatkan kita kepada dunia, sedangkan ikhwan akan
mengingatkan kita kepada akhirat." (Zhahirah Dha'fil Iman, hal. 15)
2.
Ja'far bin Muhammad berkata:
أثقل إخواني علي من يتكلف لي وأتحفظ منه, وأخفهم على قلبي
من أكون وحدي
"Ikhwan yang paling berat
bagiku adalah yang membebaniku dan aku merasa waspada terhadap dirinya.
Sedangkan, ikhwan yang paling ringan didalam hatiku adalah jika aku bersamanya,
sama seperti ketika aku sendirian." (Mukhtashar Minhajil Qashidin, hal.
41)
BERTEMAN DENGAN ORANG SHALIH
1.
Ibnu Mas'ud radhiyallahu Anhu berkata:
ثلاث من كن فيه ملأ الله قلبه إيمانا صحبة الفقيه , وتلاوة
القرآن والصيام
"Tiga hal yang apabila terdapat
dalam diri seseorang, maka Allah akan memenuhi hatinya dengan keimanan,
berteman dengan orang faqih (alim), membaca Al-Qur'an dan berpuasa"
(Al-Adabusy Syar'iyah, III: 538)
2.
Abu Abdillah Al-Khurasani rahimahullah
berkata:
من استخف بالعلماء ذهبت آخرته ومن استخف بإخوانه قلت معونته
ومن استخف بالسلطان ذهبت دنياه
"Barangsiapa yang meremehkan
Ulama', maka akan hilanglah akhiratnya. Barangsiapa yang meremehkan saudara
seiaman, maka akan sedikitlah orang yang menolongnya. Barangsiapa yang
meremehkan penguasa , maka akan hilanglah dunianya." (Al-Adabbusy
Syari'ah, III: 1991)
3.
Umar bin Khattab radhiyallahu Anhu berkata:
لا تصحب الفاجر فيحملك على الفجور
"Janganlah berteman
dengan pelaku dosa , hingga engkau akan terbawa menjadi pelaku dosa."
(Syarhus Sunnah, Al-Baghawi, XIII: 191)
MENJAMU TAMU
1.
Hatim Al-Asham berkata:
العجلة من الشيطان إلا في خمس إطعام الضيف إذا حضر ضيف
وتجهيز الميت إذا مات وتزويج البكر إذا أدركت وقضاء الدين إذا وجب والتوبة من
الذنوب إذا أذنب
"Tergesa-gesa itu dari syetan kecuali pada lima hal: Orang yang
menjamu tamu apabila ada orang yang datang, mengurus jenazah apabila ada orang
yang meninggal, menikahkan seorang gadisnya apabila telah berumur, membayar
hutang apabila telah menjadi kewajibannya, dan bertaubat apabila telah berbuat
dosa." (Bariqah Mahmudiyah, IV: 136)
QIYAMUL LAIL
1.
Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:
ما نعلم عملا أشد من مكابدة الليل ونفقة هذا المال فقيل له
ما بال المجتهدين من أحسن الناس وجوها قال لأنهم خلوا بالرحمن فألبسهم نورا من
نوره
"Aku tidak mendapatkan sedikit pun dari ibadah
yang lebih berat daripada shalat di tengah malam." Ada seorang bertanya
kepadanya, Mengapa wajah orang-orang yang rajin shalat malam wajah mereka berseri-seri?? Dia menjawab:
"Karena mereka suka menyendiri dengan Dzat Yang Maha Pengasih, lalu dia
memberinya sebagian cahaya-Nya." (Ihya' Ulumuddin, I: 355)
2. Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata:
حرمت قيام الليل خمسة أشهر بذنب أصبت
"Aku tidak bisa shalat malam
selama lima bulan di sebabkan oleh dosa yang saya perbuat." (Tazkiyatun
Nafs, hal. 66)
3.
Ibnul Mubarok rahimahullah berkata:
إذا ما الليل أظلم كابدوه , فيسفر عنهم وهم ركوع, أطار
الخوف نومهم فقاموا, وأهل الأمن في الدنيا هجوع
"Kala malam telah gelap gulita,
mereka mengadukan hati kepada-Nya. Malam berlalu, sedangkan mereka masih dalam
kondisi rukuk. Rasa takut telah mengusir keinginan tidur mereka, sehingga
mereka bangun untuk shalat. Sedangkan orang-orang merasa aman didunia ini masih
bermimpi." (Tazkiyatun Nafs, hal. 66)
4.
Abu Sulaiman rahimahullah berkata:
أهل الليل في ليلهم ألذ من أهل اللهو في لهوهم ولو لا الليل
ما أحببت البقاء في الدنيا
"Orang yang mendirikan shalat
malam lebih mereasa nikmat pada malam harinya daripada orang yang bercanda ria
di tempat bercandanya. Seandainya tidak ada waktu malam, maka aku tidak ingin
tetap hidup di dunia ini." (Minhajul Qashidin, hal. 64)
5. Ibnul Munkadir rahimahullah berkata:
ما بقي من لذات الدنيا إلا ثلاث قيام الليل ولقاء الإخوان
والصلاة في الجماعة
"Tiada tersisa dari kelezatan
didunia ini kecuali dalam tiga hal: shalam malam, berteman dengan dengan
ikhwan, dan shalat berjama'ah." (Tazkiyatun Nafs, hal. 67)