Selasa, 24 September 2013

Roja'-Khauf-Ukhuwah-Teman-Tamu-Tahajjud


RAJA' (BERHARAP KEPADA ALLAH)

Abul Athiyah rahimahullah berkata:

لا تأمن الموت في لحظ ولا نفس وإن تمنعت بالحجاب والحرس واعلم بأن سهام الموت قاصدة لكل مدرع منها ومترس ترجوا النجاة ولم تسلك مسالكها إن السفينة لا تجري على اليبس

"Janganlah engakau merasa aman dari kematian walau sekejap atau sehembusan nafas pun. Walau engkau halangi kedatangannya dengan pengawal dan penjaga. Sungguh ia pasti datang kepada siapa saja yang berbaju besipun yang berperisai. Engkau berharap selamat tanpa menempuh jalannya, padahal tiada sampan/perahu yang berlayar di daratan. (Adabud Dun-ya Wad Din, hal. 146) 

KHAUF (TAKUT KEPADA ALLAH)

1.      Abul Qasim Al-Hakim rahimahullah bertutur:
من خاف شيئا هرب منه ومن خاف الله هرب إليه

"Siapa yang takut terhadap sesuatu ia akan lari darinya. Tetapi, siapa yang takut kepada Allah ia akan justru lari untuk mendekati-Nya." (Ihya' Ulumuddin, IV: 156)

2.      Abdullah bin Amru bin Ash rahimahullah berkata:
أبكوا فإن لم تبكوا فتباكوا فوالذي نفسي بيده لو يعلم العلم أحدكم لصرخ حتى ينقطع صوته وصلى حتى ينكسر صلبه

"Menangislah! Jika tidak bisa, maka usahakan untuk menangis. Demi Allah, jika salah seorang dari kalian benar-benar mengerti, pastilah ia akan berteriak sekeras-kerasnya hingga hilang suaranya dan akan shalat sampai patah tulang punggungnya." (Ihya' Ulumud Din, IV: 163)

3.      Abu Musa radhiyallahu anhu berkata:
يا أيها الناس ابكوا فإن لم تبكوا فتباكوا فإن أهل النار يبكون الدموع حتى تنقطع ثم يبكون الدماء حتى لو أرسلت فيها السفن لجرت

"Wahai manusia! Menangislah. Jika tidak bisa, maka berusahalah untuk menangis. Sungguh penghuni neraka nanti akan menangis menghabiskan air mata, dan mereka pun menangis darah, hingga seandainya perahu di lepas, pasti akan berlayar diatas genangannya." (Dzammul Hawa, hal. 599)
 
UKHUWAH  ISLAMIYAH

1.      Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:

إخواننا أغلى عندنا من أهلنا, فأهلون يذكروننا الدنيا, وإخواننا يذكروننا بالأخرة

"Ikhwan itu  bagi kami lebih berharga daripada keluarga. Keluarga hanya akan mengingatkan kita kepada dunia, sedangkan ikhwan akan mengingatkan kita kepada akhirat." (Zhahirah Dha'fil Iman, hal. 15)

2.      Ja'far bin Muhammad berkata:

أثقل إخواني علي من يتكلف لي وأتحفظ منه, وأخفهم على قلبي من أكون وحدي

"Ikhwan yang paling berat bagiku adalah yang membebaniku dan aku merasa waspada terhadap dirinya. Sedangkan, ikhwan yang paling ringan didalam hatiku adalah jika aku bersamanya, sama seperti ketika aku sendirian." (Mukhtashar Minhajil Qashidin, hal. 41)

BERTEMAN DENGAN ORANG SHALIH

1.      Ibnu Mas'ud radhiyallahu Anhu berkata:
 
ثلاث من كن فيه ملأ الله قلبه إيمانا صحبة الفقيه , وتلاوة القرآن والصيام

"Tiga hal yang apabila terdapat dalam diri seseorang, maka Allah akan memenuhi hatinya dengan keimanan, berteman dengan orang faqih (alim), membaca Al-Qur'an dan berpuasa" (Al-Adabusy Syar'iyah, III: 538)

2.      Abu Abdillah Al-Khurasani rahimahullah berkata:

من استخف بالعلماء ذهبت آخرته ومن استخف بإخوانه قلت معونته ومن استخف بالسلطان ذهبت دنياه

"Barangsiapa yang meremehkan Ulama', maka akan hilanglah akhiratnya. Barangsiapa yang meremehkan saudara seiaman, maka akan sedikitlah orang yang menolongnya. Barangsiapa yang meremehkan penguasa , maka akan hilanglah dunianya." (Al-Adabbusy Syari'ah, III: 1991)

3.      Umar bin Khattab radhiyallahu Anhu berkata:
   
لا تصحب الفاجر فيحملك على الفجور

"Janganlah berteman dengan pelaku dosa , hingga engkau akan terbawa menjadi pelaku dosa." (Syarhus Sunnah, Al-Baghawi, XIII: 191)

MENJAMU TAMU

1.      Hatim Al-Asham berkata:

العجلة من الشيطان إلا في خمس إطعام الضيف إذا حضر ضيف وتجهيز الميت إذا مات وتزويج البكر إذا أدركت وقضاء الدين إذا وجب والتوبة من الذنوب إذا أذنب

"Tergesa-gesa itu  dari syetan kecuali pada lima hal: Orang yang menjamu tamu apabila ada orang yang datang, mengurus jenazah apabila ada orang yang meninggal, menikahkan seorang gadisnya apabila telah berumur, membayar hutang apabila telah menjadi kewajibannya, dan bertaubat apabila telah berbuat dosa." (Bariqah Mahmudiyah, IV: 136)

QIYAMUL LAIL

1.      Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:

ما نعلم عملا أشد من مكابدة الليل ونفقة هذا المال فقيل له ما بال المجتهدين من أحسن الناس وجوها قال لأنهم خلوا بالرحمن فألبسهم نورا من نوره

"Aku tidak mendapatkan sedikit pun dari ibadah yang lebih berat daripada shalat di tengah malam." Ada seorang bertanya kepadanya, Mengapa wajah orang-orang yang rajin shalat malam  wajah mereka berseri-seri?? Dia menjawab: "Karena mereka suka menyendiri dengan Dzat Yang Maha Pengasih, lalu dia memberinya sebagian cahaya-Nya." (Ihya' Ulumuddin, I: 355)

2.      Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata:
حرمت قيام الليل خمسة أشهر بذنب أصبت

"Aku tidak bisa shalat malam selama lima bulan di sebabkan oleh dosa yang saya perbuat." (Tazkiyatun Nafs, hal. 66)

3.      Ibnul Mubarok rahimahullah berkata:

إذا ما الليل أظلم كابدوه , فيسفر عنهم وهم ركوع, أطار الخوف نومهم فقاموا, وأهل الأمن في الدنيا هجوع

"Kala malam telah gelap gulita, mereka mengadukan hati kepada-Nya. Malam berlalu, sedangkan mereka masih dalam kondisi rukuk. Rasa takut telah mengusir keinginan tidur mereka, sehingga mereka bangun untuk shalat. Sedangkan orang-orang merasa aman didunia ini masih bermimpi." (Tazkiyatun Nafs, hal. 66)

4.      Abu Sulaiman rahimahullah berkata:

أهل الليل في ليلهم ألذ من أهل اللهو في لهوهم ولو لا الليل ما أحببت البقاء في الدنيا

"Orang yang mendirikan shalat malam lebih mereasa nikmat pada malam harinya daripada orang yang bercanda ria di tempat bercandanya. Seandainya tidak ada waktu malam, maka aku tidak ingin tetap hidup di dunia ini." (Minhajul Qashidin, hal. 64)

5.      Ibnul Munkadir  rahimahullah berkata: 
ما بقي من لذات الدنيا إلا ثلاث قيام الليل ولقاء الإخوان والصلاة في الجماعة

"Tiada tersisa dari kelezatan didunia ini kecuali dalam tiga hal: shalam malam, berteman dengan dengan ikhwan, dan shalat berjama'ah." (Tazkiyatun Nafs, hal. 67)

Senin, 23 September 2013

Niat.. Ikhlas.. dan Syukur.. Sudah di praktekkan belum..


NIAT DAN IKHLAS DALAM SETIAP AKTIVITAS

1.      Umar bi Khattab radhiyallahu anhu berkata:

أفضل الأعمال أداء ما افترض الله والورع عما حرم الله وحسن النية فيما عند الله عز وجل

"Amalan yang paling utama adalah melaksanakan kewajiban dari Allah, menjauhkan diri dari apa yang di haramkan-Nya, dan meluruskan niat untuk mendapatkan pahala di sisi-Nya. (At-Tazkiyah Baina Ahlis Sunnah Was Shufiyah, hal.17)


2.      Ibnu Mubarok rahimahullah berkata:

رب عمل صغير تعظمه النية , ورب عمل كبير تصغره النية

"Betapa banyak  amalan kecil menjadi besar pahalanya karena niat, begitu pula banyak  amalan besar  menjadi  kecil karena niatnya." (Jami'ul Ulum Wal-Hikam, hal.12)

3.      Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

العمل بغير إخلاص ولا اقتداء كالمسافر يملأ جرابه رملا يثقله ولا ينفعه

"Amal yang dilakukan tanpa keikhlasan dan keteladanan (dari sunnah), bagaikan seorang musafir yang memenuhi kantongnya dengan pasir sehingga memberatkan dan tidak memberi manfaat apa-apa baginya." (Al-Fawa'id, hal. 55)

4.      Rabi' bin Khutsaim  rahimahullah berkata:
كل ما لا يبتغي به وجه الله عز وجل يضمحل

"Segala sesuatu yang dilakukan tidak untuk mencari ridha Allah, pasti akan sia-sia". (Shifatus Shafwah, III: 61)

JIHAD

1.      Abu Bakar As-Siddiq radhiyallahu anhu berkata:

لا يدع قوم قط الجهاد في سبيل الله إلا ضربهم الله الذل

"Tiada suatu kaum yang meninggalkan jihad  kecuali Allah pasti menimpakan kehinaan." (Bidayah Wan Nihayah, V: 248)

1.      Khalid bin Walid radhiyallahu anhu berkata:

ما من ليلة يهوي إلي فيها عروس أنا لها محب أحب إلي من ليلة شديدة البرد كثيرة الجليد في سرية أصبح فيها العدو

"Tiada suatu malam dimana aku dianugrahi bulan madu lebih aku senangi dari pada malam yang sangat dingin di tengah pasukan yang menanti waktu pagi untuk menyerang musuh." (Siyar A'lamin Nubala', I: 375)

2.      Abu Darda' radhiyallahu anhu berkata:

إنما تقاتلون بأعمالكم

"Kalian berperang hanyalah dengan amal-amal kalian" (Fathul Bari, VI: 30)

SYUKUR

1.      Umar bin Abdul Aziz rahimahullah berkata:

التفكر في نعم الله أفضل العبادة

"Merenungkan nikmat-nikmat Allah adalah ibadah yang paling utama." (Qaidah fil-Mahabbah, Ibnu Taimiyah, hal. 18)

2.      Badil bin Maisarah rahimahullah berkata:

من عرف ربه أحبه, ومن عرف الدنيا زهد فيها
"Barangsiapa yang mengetahui Rabbnya maka ia akan mencintai-Nya. Barangsiapa yang tahu tentang dunia,  ia akan berlaku zuhud." (Qaidah fil Mahabbah, Ibnu Taimiyah, hal. 17)

3.      Sebagian Salaf pernah berkata:

قد أصبح بنا من نعم الله تعالى ما لا نحصيه, مع كثرة ما نعصيه, فلا ندري أيهما نشكر, أجميل ما ينشر, أم قبيح ما يستر   

"Pagi ini kami di beri nikmat oleh Allah yang tidak terhingga padahal kami banyak berbuat maksiat kepadanya.  Kami tidak tahu terhadap nikmat yang mana kami bersyukur, terhadap kebaikan yang di mudahkan atau terhadap kejelekan (dosa-dosa) yang di tutupi." (Adabud Dun-ya Wad Din, hal. 110)

4.      Fudhail bin iyadh  rahimahullah berkata:
عليكم بملازمة الشكر على النعم

"Hendaknya kalian  selalu bersyukur  atas segala nikmat." (Ihya' Ulumud Din, IV: 127)