Beragam Tujuan dalam Menuntut Ilmu
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Janganlah
kalian mempelajari ilmu karena tiga hal: (1) dalam rangka debat kusir
dengan orang-orang bodoh, (2) untuk mendebat para ulama, atau (3)
memalingkan wajah-wajah manusia ke arah kalian. Carilah apa yang ada di
sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan ucapan dan perbuatan kalian.
Karena, sesungguhnya itulah yang kekal abadi, sedangkan yang selain itu
akan hilang dan pergi.” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1/45)
Ishaq ibnu Ath-Thiba’ rahimahullahu berkata: Aku mendengar Hammad bin Salamah rahimahullahu berkata: “Barangsiapa
mencari (ilmu, -pen.) hadits untuk selain Allah Subhanahu wa Ta’ala,
maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membuat makar atasnya.”
Waki’ rahimahullahu berkata:
“Tidaklah
kita hidup melainkan dalam suatu tutupan. Andaikata tutupan tersebut
disingkap, niscaya akan memperlihatkan suatu perkara yang besar, yakni
kejujuran niat.”
Al-Hafizh Adz-Dzahabi rahimahullahu berkata:
“Menuntut
ilmu yang merupakan perkara yang wajib dan sunnah yang sangat
ditekankan, namun terkadang menjadi sesuatu yang tercela pada sebagian
orang. Seperti halnya seseorang yang menimba ilmu agar dapat berjalan
bersama (disetarakan, -pen.) dengan para ulama, atau supaya dapat
mendebat kusir orang-orang yang bodoh, atau untuk memalingkan mata
manusia ke arahnya,
atau supaya diagungkan dan dikedepankan, atau dalam
rangka meraih dunia, harta, kedudukan dan jabatan yang tinggi. Ini semua
merupakan salah satu dari tiga golongan manusia yang api neraka
dinyalakan (sebagai balasan, -pen.) bagi mereka.”
(An-Nubadz fi Adabi Thalabil ‘Ilmi, hal. 10-11, Penulis : Al-Ustadz Zainul Arifin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar