MENYIBUKKAN DIRI DENGAN KEBAIKAN
1. Umar bin Khattab radhiyallahu Anhu berkata:
إني أكره الرجل أن أراه يمشي سبهللا أي لا في أمر الدنيا, لا في الأخرة
"Sesungguhnya saya benci kepada orang yang berjalan
sia-sia yaitu tidak karena urusan dunia dan tidak pula urusan akhirat." (Adabusy-Syari'ah,
IV: 303)
2. Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu berkata:
إني لأبغض الرجل فارغا لا في عمل الدنيا ولا في عمل الأخرة
Sungguh saya benar-benar membenci orang yang menganggur,
tidak beramal untuk dunia dan tidak pula untuk akhirat." (Bayan Fadhli
ilmis Salaf, hal. 38)
MENJAGA DIRI DARI KELALAIAN
1. Ibnul Atsir rahimahullah berkata:
فإن هجرة أهل الأهواء والبدع دائمة على مر الأوقات ما لم تظهر منهم التوبة
والرجوع إلى الحق
"Sesungguhnya meninggalkan penurut hawa nafsu dan
ahli bid'ah terus berlangsung seiring perjalanan masa selama mereka tidak menampakkan taubat
dan kembali kepada yang haq". (An-Nihayah fi Gharibil Hadits Wal Atsar, V:
557)
2. Ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata:
لا أعلم شيأ في الإسلام أفضل عندي من أن قلبي لم يخالطه شيء من هذه الأهواء
المختلفة
"Saya tidak mengetahui satu perkara didalam islam
ini yang menurutku lebih utama daripada selamatnya hatiku dari hawa nafsu yang
suka menyeleweng ini." (An-Nihayah fi Gharibil Hadits Wal Atsar, V: 557)
3. Syeikhul islam ibnu Taimiyyah berkata:
لا عيب على من أظهر مذهب السلف وانتسب إليه واعتزى إليه بل يجب قبول ذلك منه
بالإتفاق فإن مذهب السلف لا يكون ألا حقا
"Bukan suatu aib bagi seseorang untuk menampakkan madzhab salaf, menisbatkan diri
dan bersandar kepadanya bahkan wajib menerimanya dengan menurut kesepakatan
para ulama' karena sesungguhnya madzhab salafus shalih itu tiada lain hanyalah
kebenaran." (Al-Fatawa, IV: 149)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar