PENGARUH BERBUAT DOSA
1. Imam Malik menasihati imam Syafi'i, dengan mengatakan :
إني أرى الله قد ألقى على قلبك نورا, فلا تطفئه بظلمة
المعاصي
"Sesungguhnya aku melihat Allah
telah menganugerahkan dalam hatimu cahaya, maka janganlah engkau padamkan ia
dengan berbuat maksiat." (Jawabul Kafi, hal. (140))
2. Imam Syafi'i berkata:
شكوت إلى وكيع سوء حفظي فأرشدني إلى ترك المعاصي, اعلم بأن
العلم فضل وفضل الله لايؤته عاصي
"Aku mengadu kepada Waki'
mengenai buruknya hafalanku. Ia menunjukiku agar aku meninggalkan maksiat.
Ketahuilah bahwa ilmu itu karunia, dan karunia Allah tak akan diberikan kepada
orang yang berbuat maksiat." (Jawabul Kafi, hal. 140)
3. Ibnul Mubarok berkata:
وهل أفسد الدين إلا الملوك وأحبار سوء ورهبانها
"Dan bukankah perusak agama ini
adalah para Raja, sedangkan pendeta yang buruk adalah para rahibnya." (Tahdzib
Syarhil Aqidatith Thahawiyah, hal. 326)
4. Ibnul Mubarok berkata:
رأيت الذنوب تميت القلوب وترك الذنوب حيات
القلوب
"Aku melihat dosa mematikan
hati, dan meninggalkan dosa dapat menghidupkan hati." (Ad-Da'u wad-Dawa',
hal. 79)
5. Hudzaifah bin Yaman berkata:
إذا أذنب العبد نكت في قلبه نكتة سوداء يصير قلبه كاالشاة
الربداء
"Jika seorang melakukan dosa,
maka dalam hati-nya timbul titik hitam yang menyebabkan hatinya seperti kambing
yang buta." (Ad-Da'u wad-Dawa', hal: 7)
MUNAFIK
1. Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:
إن من النفاق اختلاف اللسان والقلب
"Sesungguhnya tanda kemunafikan adalah
bedanya lisan dengan hatinya." (Ihya' Ulumuddin, I: 133)
2. Ibnu Abbas dan para salaf lainnya berkata:
مثل هؤلاء في نفاقهم كمثل رجل أوقد نارا في ليلة مظلمة في
مفازة فاستضاء ورأى ما حوله فاتقى مما يخاف فبينما هو كذلك إذ طفئت ناره فبقي في
ظلمة خائفا متحيرا كذلك المنافقون بإظهار كلمة الإيمان أمنوا على أموالهم وأولادهم
وناكحوا المؤمنين ووارثوهم وقاسموهم الغنائم فذلك نورهم فإذا ماتوا عادوا إلى
الظلمة والخوف
"Permisalan mereka dalam kemunafikan seperti
seseorang yang menyalakan api di malam yang gelap dengan ketakutan, kemudian
terlihatlah cahaya disekitarnya, dan ia tetap berhati-hati dari apa yang ia
takuti. Secara tiba-tiba, padamlah lampu itu. Tinggallah ia dalam kegelapan,
ketakutan dan kebingungan,
seperti itulah orang-orang munafik, mereka
menampakkan keimanan mereka, demi keselamatan harta dan anak mereka, menikahi
orang-orang yang beriman dan mendapat warisan serta ghanimah. Itulah cahaya
mereka, jika mereka mati, mereka akan kembali kepada kegelapan dan rasa
takut." (Ijtima'ul Juyusyil Islamiyyah, ibnul Qayyim, hal. 39)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar