BERSIKAP BIJAKSANA
1. Abdurrohman bin Mahdi berkata:
لا يكون الرجل إماما يقتدى به حتى يمسك عن بعض ما سمع
"Seseorang tidak
akan menjadi imam yang diikuti sampai ia mampu menahan diri dari sebagian
berita yang ia dengar." (Manhaj Ahlis Sunnah Wal Jama'ah fin Naqdi Wal
Hukmi alal Akhorin, Hisyam bin isma'il Ash-Shaini, hal. 22)
2. Syaikhul islam ibnu Thaimiyyah berkata:
العبرة بكمال النهاية لا بنقص البداية
"Pelajaran itu dengan kesempurnaan akhir, bukan kekurangan
awal." (Minhajus Sunnah, VIII: 412)
3. Ibnu Rajab Al-Hambali berkata:
والمنصف من اغتفر قليل خطإ المرء في كثير صوابه
"Orang yang obyektif dalam menilai orang lain
adalah orang yang bisa memaafkan sedikit kesalahan yang diperbuat seseorang
dalam kebenarannya yang banyak." (Al-Qowa'idul Fiqhiyyah, Ibnu Rojab, 1:
2)
4. Ibnu Daqiq Al-id berkata:
أعراض الناس حفرة من حفر النار وقف عليها
المحدثون والحكام
"Kehormatan manusia adalah salah satu lubang
neraka yang menjadi kubangan bagi orang yang menodainya dan para hakim."
(Manhaj Ahlis Sunnah Wal-Jama'ah fin-Naqdi Wal-Hukmi alal Akhorin, Hisyam bin
isma'il Ash-Shaini, hal. 20)
MENJAGA WIBAWA
1. Ibrahim An-Nakha'i berkata:
ليس من المروءة كثرة الالتفات في الطريق, وقال غيره : من
كمال المروءة أن تصون عرضك وتكرم إخوانك وتقبل في منزلك
"Banyak menoleh bukanlah termasuk dari harga
diri, harga diri adalah menjaga kehormatanmu, menghormati temanmu dan tidur di
rumahmu." (Al-Adabusy Syari'ah, II: 335).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar