Senin, 23 September 2013

Jujur.. Taubat.. Ta'ati Pemimpin.. Maukah?


KEUTAMAAN JUJUR

1.      Amir Asy-Sya'bi berkata"

أنت الفتى كل الفتى لو كنت تصدق ما تقول

"Kamu adalah pemuda terbaik bila kamu selalu jujur dalam setiap tutur kata." (Asy-Syu'ur  bil  Ur, hal. 120)

TAUBAT

1.      Yahya bin Mu'adz berkata:

من أعظم الاغترار عندي التمادي في الذنوب مع رجاء العفو غير ندامة

"Menurutku , termasuk kesalahan yang terbesar terhadap diri sendiri adalah bergelimang dosa dengan mengharap ampunan Allah, tanpa menyesali dosa-dosanya." (Tazkiyatun Nafs, hal. 114)

2.      Ali bin Husain rahimahullah berkata:

إن الله يحب المؤمن المذنب التواب

"Sungguh Allah mencintai seorang mukmin berdosa yang bertaubat." (Bidayah Wan Nihayah, ibnu Katsir. IX: 96)

3.      Aisyah radhiyallahu  anha berkata:
طوبى لمن وجد في صحيفته استغفارا كثيرا
"Beruntunglah orang-orang yang mendapatkan banyak istighfar dalam catatan amal perbuatannya." (Tazkiyatun Nafs, hal. 51)

4.      Sufyan bin Uyainah rahimahullah berkata:

من كانت معصيته في الشهوة فارج له التوبة فإن آدم عصى مشتهيا فغفر له فإن كانت معصيته في كبر فاحش على صاحبه اللعنة فإن إبليس عصى مستكبرا فلعن

"Barangsiapa yang kemaksiatannya berupa syahwat, maka berharaplah ia bertaubat. Karena Nabi Adam ketika bertaubat dari maksiat Lantas Allah mengampuninya. Sedangkan bagi siapa bermaksiat  karena kesombongan maka takutlah terhadap laknaynya. Karena ibis bermaksiat lagi sombong, hingga Allah melaknatnya." (Shifatus Safwan, II: 232)

TAAT KEPADA PEMIMPIN

1.      Imam Al-Barbahari rahimahullah berkata: 

واعلم أن جور السلطان لا ينقص فريضة من فرائض الله التي افترضها على لسان نبيه صلى الله عليه وسلم جوره على نفسه وتطوعك وبرك معه تام إن شاء الله تعالى يعني الجماعة والجمعة والجهاد معهم وكل شيء من الطاعات فشاركهم فيه فلك نيتك له وإذا رأيت الرجل يدعوا على السلطان فاعلم أنه صاحب هوى وإذا سمعت الرجل يدعوا للسلطان بالصلاح فاعلم أنه صاحب سنة إن شاء الله

"Ketahuilah, bahwa kedzaliman penguasa tidak mengurangi satupun kewajiban yang telah di wajibkan oleh Allah melalui lisan Rasul-Nya (Ya'ni untuk ta'at kepada penguasa), Kedzalimannya akan berakibat buruk bagi dirinya sendirinya. Sedangkan ketaatan serta kebaikanmu bersamanya  akan di hitung sempurna insya Allah. Ya'ni, ketaatanmu  dalam  berjama'ah, shalat jum'at, dan jihad bersamanya, dan setiap amalan ketaatan. Bergabunglah bersamanya, niscaya engkau akan mendapatkan kebaikan dengan niatmu kepadanya. Bila kamu melihat seseorang mendo'akan kejelekan untuk penguasa maka ketahuilah bahwa dia pelaku bid'ah. Dan bila kamu mendengarkan seseorang mendo'akan kebaikan untuknya, maka ketahuilah bahwa dia itu Ahlus Sunnah, insya Allah." (Syarhus Sunnah, I: 51)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar