Selasa, 17 September 2013

Seutas Kata Mutiasa Yang Di Ungkapkan Dari Seorang Ulama'



[1] Guru Yang Sejati

Yusuf bin al-Husain menceritakan: Aku bertanya kepada Dzun Nun tatkala perpisahanku dengannya, “Kepada siapakah aku duduk/berteman dan belajar?”. Beliau menjawab, “Hendaknya kamu duduk bersama orang yang dengan melihatnya akan mengingatkan dirimu kepada Allah

Kamu memiliki rasa segan kepadanya di dalam hatimu. Orang yang pembicaraannya bisa menambah ilmumu. Orang yang tingkah lakunya membuatmu semakin zuhud kepada dunia. Bahkan, kamu pun tidak mau bermaksiat kepada Allah selama kamu sedang berada di sisinya. 

Dia memberikan nasehat kepadamu dengan perbuatannya, dan tidak menasehatimu dengan ucapannya semata.” (lihat al-Muntakhab min Kitab az-Zuhd wa ar-Raqaa’iq, hal. 71-72)


--------------------------------------------------


[2] Dua Macam Ilmu

al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “Ilmu itu ada dua macam. Ilmu yang tertancap di dalam hati dan ilmu yang sekedar berhenti di lisan. Ilmu yang tertancap di hati itulah ilmu yang bermanfaat, sedangkan ilmu yang hanya berhenti di lisan itu merupakan hujjah/bukti bagi Allah untuk menghukum hamba-hamba-Nya.” (lihat al-Iman, takhrij al-Albani, hal. 22)

-------------------------------------------


[3] Ciri Ilmu Yang Bermanfaat

Syaikh as-Sa’di rahimahullah berkata, “Batasan suatu ilmu disebut sebagai ilmu yang bermanfaat -sebagaimana telah saya ungkapkan di dalam nazham/sya’ir- adalah ia dapat menyingkirkan dua perkara dari dalam hati, yaitu syubhat dan syahwat

Sebab syubhat akan menanamkan keragu-raguan. Sementara syahwat akan menyebabkan kotor dan kerasnya hati dan membuat badan malas untuk menjalankan ketaatan. Sehingga ciri ilmu yang bermanfaat adalah yang bisa menghilangkan dua buah penyakit besar ini.” (lihat al-Qawa’id al-Fiqhiyah, hal. 12)

-------------------------------------------



[4] Keberuntungan Paling Besar

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Keberuntungan paling besar di dunia ini adalah kamu menyibukkan dirimu di sepanjang waktu dengan perkara-perkara yang lebih utama dan lebih bermanfaat untukmu kelak di hari akherat

Bagaimana mungkin dianggap berakal, seseorang yang menjual surga demi mendapatkan sesuatu yang mengandung kesenangan sesaat? Orang yang benar-benar mengerti hakekat hidup ini akan keluar dari alam dunia dalam keadaan belum bisa menuntaskan dua urusan; 

menangisi dirinya sendiri -akibat menuruti hawa nafsu tanpa kendali- dan menunaikan kewajiban untuk memuji Rabbnya. Apabila kamu merasa takut kepada makhluk maka kamu akan merasa gelisah karena keberadaannya dan menghindar darinya. Adapun Rabb (Allah) ta’ala, 

apabila kamu takut kepada-Nya niscaya kamu akan merasa tentram karena dekat dengan-Nya dan berusaha untuk terus mendekatkan diri kepada-Nya.” (lihat al-Fawa’id, hal. 34)

--------------------------------------------


[5] Siapakah Ulama Yang Sebenarnya?

Suatu ketika, ada seseorang yang berkata kepada asy-Sya’bi, “Wahai sang alim/ahli ilmu.” Maka beliau menjawab, “Kami ini bukan ulama. Sebenarnya orang yang alim itu adalah orang yang senantiasa merasa takut kepada Allah.” (lihat adh-Dhau’ al-Munir ‘ala at-Tafsir [5/98])

Tidak ada komentar:

Posting Komentar